Rabu, 21 November 2012

My Story



RING...DING...DONG...

RING...DING...DONG...
Suara jam dindingku berdentang untuk yang kesekian kalinya dan terdengar setiap harinya di gendang telingaku.
RING...DING...DONG...
Selalu kudengar nada itu di alarm sekolahku yang menunjukan tanda masuk dan keluarnya para murid
RING...DING...DONG...
Suara itu dan lagu itu dinyanyikan oleh Boyband terkenal di kalangan remaja
RING...DING...DONG...
Tak akan pernah berhenti suara indah itu dan tak akan pernah musnah dilain hari, dan akan selalu kuingat bunyi
RING...DING...DONG...

Hong Ki’s POV,

“Hong Ki oppa!!!” teriak seorang yeoja terhadapku, akupun berbalik dan menjawab panggilan dari yeoja itu
“waeyo?”tanyaku cuek. Yeoja itu hanya berdiri lelah akibat berlari mengejarku, yeoja ini sangat polos dan ia adalah sahabatku yang amat perhatian kepadaku. Park Yong Ki
“ani, aku hanya ingin mengembalikan buku yang telah kau pinjamkan. Gomawo oppa?”ia memberikan bukuku dan segera berbalik badan lalu mengangkatkan kaki meninggalkanku di tempat itu sendiri.
Entah kenapa, sejak aku berhubungan, Yong Ki selalu berdiam diri dan ia selalu diam dihadapanku seolah ia mempunyai masalah besar dalam hidupnya.

Yong ki’s POV
Aku berjalan membelakangi sahabatku yang bernama Lee Hong ki, dengan berat hati aku berjalan dengan perlahan meninggalkan namja yang amat dekat denganku itu. Aku sedih, dan sakit hatiku ketika melihat Hong Ki oppa sedang berada dengan yeojachingu-nya yang bisa kubilang tak menyenangkan di mataku dan aku masih berpikir kenapa sejak Hong Ki memiliki yeojachingu, Hong Ki oppa bersifat lain terhadapku ia sering memarahiku, mengacuhkanku, dan masih banyak lagi.
Keesokan harinya kulihat dengan mata telanjangku bahwa Hong Ki oppa sedang berduaan dengan mesra dengan yeojachingu-nya, aku kali ini benar benar tak kuat rasanya dan pasti jika aku menghampiri Hong Ki oppa ia pasti mengacuhkanku. Beberapa menit kemudian, kulihat sang yeojachingu yang menyebalkan itu berpamitan kepada Hong Ki oppa untuk pergi ke toilet untuk sementara dan akan kembali lagi tetapi aku penasaran dengan yeoja yang belum kukenali itu yang hendak pergi ke toilet dengan melewati jalan yang bukanlah jalan pintas, kuikuti dengan perlahan kulihat ia berhenti di sebuah kelas yang sepi dan masuklah ia kedalam situ sementara didalam sana kulihat ada seorang namja tak beridentitas untukku sedang mengelus rambut yeoja mengesalkan itu, menyingkirkan rambut yang menghalangi wajahnya dan hampir menciumnya. Apakah itu yang namanya kasih sayang dari seorang kekasih?
Aku segera berlari menuju tempat dimana Hong Ki oppa sedang menunggu Yoona, disana kulihat Hong Ki sedang duduk santai sambil menunggu yeojachingu-nya yang hendak pergi ke toilet.
“Hong Ki oppa!” panggilku lagi
“waeyo Yong Ki?”
Akupun menceritakan apa yang kulihat tadi, tetapi benar apa dugaanku Hong Ki tak mau mendengar perkataanku dan ia malah mengabaikan perkataanku yang sudah kuulang hingga 3 kali banyaknya.
“sudah kubilang! Bahwa ia tak mungkin melakukan itu semua!! Sudah!kau pergi saja “ucapnya dengan nada kesal dan pergi meninggalkanku yang sudah bertetesan air mata, rasa sakit dan kesal mulai muncul. Pusing dikepalaku tak tertahankan, aku hampir terjatuh lemas ke bawah lantai tetapi untung saja aku memegangi dinding tembok dan itu dapat menahan beban tubuhku agar tidak terjatuh
Aku hanya dapat menunggu Hong Ki oppa yang melihat kejadian itu secara langsung.
Keesokan harinya,
Kali ini Hong Ki oppa benar benar marah padaku, ia menyueki ku dan bahkan tak menyapa sama sekali kepadaku.

Hong Ki’s POV,
Tak dapat kubayangkan, Yong Ki dapat menuduh Yoona tanpa bukti apapun. Kenapa Yong Ki melakukan itu semua? Bukankah ia adalah sahabatku?
Aku memutuskan untuk menjauhi Yong Ki agar ia dapat berubah untuk tidak menuduh orang dengan sembarangan. Tetapi ketika keputusan itu aku ambil, aku malah berpikir bahwa hal itu sama saja dengan menyakiti hati Yong Ki apalagi ia adalah dongsaengku sendiri walaupun dia bukan dongsaeng kandungku
@13.00 P.M
Kulihat Yong Ki berjalan dengan perlahan ke arahku dengan sebuah kotak kecil ditangan kirinya, dengan keaadaan tertunduk ia berhenti di hadapanku lalu berkata dengan pelan
“mianheyo oppa? Aku tahu aku terlalu salah paham”
Aku yang mendengarnya langsung mengangkat dagu Yong Ki dan menatapnya, aku melihat matanya yang basah dan mungkin karena menangis
“aku sudah memaafkanmu Yong Ki” ucapku sambil tersenyum penuh arti baginya, ia langsung memeluk ku dengan penuh kasih sayang dan akupun balas memeluknya.
“kotak apa yang sedang kau pegang dari tadi?” tanyaku sambil tersenyum kecil untuk menanti jawaban darinya, ia kini melepas pelukanku dan memberikan kotak itu kepadaku
“bukalah” ucapnya sambil tersenyum kekanak kanakan
Kubuka kotak itu dengan perlahan, kulihat isi dari kotak kecil itu dan ternyata isinya adalah sebuah jam tangan dengan warna  kesukaanku. Kuperhatikan dengan detail jam tangan itu, tetapi tidak ada yang menarik sama sekali lalu kutanya kepada Yong Ki sang pembeli jam tangan tersebut
“apa keistimewaan jam ini?”tanyaku sambil mengangkat jam tangan itu tepat di depan wajahku
“ pada jam 12 siang dan malam tepatnya, jam itu akan berbunyi dan menyala. Dan jangan HILANG”
Berbunyi dan menyala?
Apa maksud nya itu?
“gamsahimnida” ucapku sambil memasukan jam tangan itu kembali kedalam kotaknya. Iapun hanya tersenyum manis dan membalikan badan lalu berjalan meninggalkanku di tempat itu

Author’s P.O.V,
Kini tiba saatnya untuk para siswa dan siswi untuk menikmati masa liburan mereka, Hong Ki dan yeojachingu-nya memutuskan untuk pergi berjalan jalan ke luar negeri saat itu. Yong Ki hanya dapat terdiam pasrah dirumahnya, menunggu saat itu tiba dan dengan penuh harapan Yong Ki berdoa kepada Tuhan.dan Yong Ki mengirim pesan kepada Hong Ki.
“hati hati oppa”
Setibanya Hong Ki disana, sang yeojachingu meminta Hong Ki untuk mengantarkannya ke sebuah Villa. Hong Ki masih bingung awalnya karena mengapa ia mengajaknya ke tempat seperti ini.
Hong Ki diminta untuk menunggu diluar sementara ia akan masuk sendiri kedalam villa kecil tersebut. Sudah 20 menit Hong Ki menunggu kehadiran yeojachingu-nya diluar villa, sementara ia tak kunjung datang kembali untuknya. Hong ki yang penasaran langsung membuka pintu villa yang tak terkunci itu lalu dilihatnya sosok yeoja yang tengah berbicara dengan namja lain dan hendak bermesraan didalam villa itu tanpa sepengetahuan Hong Ki.
Yeojachingu Hong Ki yang tengah hampir berciuman dengan namja yang berada di hadapannya itu kaget dengan kehadiran Hong Ki yang mendadak itu, Hong Ki marah dengan kelakuan yeojachingu~nya itu. Hong Ki menampar pipi yeoja yang baru saja berhubungan dengannya dan meninggalkannya.
Disisi lain,
Taeyon, sahabat Yong Ki menelpon Hong Ki yang tengah berada di perjalanan menuju bandara untuk pulang kembali ke Seoul.
“yeobseo, waeyo Taeyon?” ucap Hong Ki diseberang sana
“kau sedang dimana? Kenapa kau tidak memberitahu kami tentang keadaanmu disana??”
“Taeyon, tolong bilang pada Yong Ki bahwa ia benar tentang yeojachingu-ku. Gamsahimnida” ucapnya lalu mengakhiri pembicaraan itu pada detik itu juga
“Yong Ki?? Kau benar” ucap Taeyon sambil menangis dan bersandar pasrah di tembok

Hong Ki’s POV,
Aku sudah tiba dibandara dan lebih tepatnya lagi di bandara yang letaknya di Seoul, aku sudah sampai. Aku ingin cepat meminta maaf kepada Yong Ki secara langsung, dan setibanya aku dirumah Yong Ki dibukanya pintu rumah itu oleh Taeyon
“mwo? Kau sedang apa disini?”tanyaku heran dan bingung, lalu Taeyon memeluk tubuhku dan menangis sehingga membasahi pakaianku
“waeyo? Yong Ki ada dimana?”tanyaku masih bingung
“ini”ucap Taeyon sambil memberikan sebuah amplop yang didalamnya terdapat sebuah surat pendek yang isinya :
Anyeong oppa?
Bagaimana keadaanmu saat ini? Semoga baik baik saja ya?
oppa? Mian atas kesalahanku selama ini, dan aku sebenarnya ingin bahwa oppa mencari yeoja chingu yang lebih baik lagi dari Yonna~eonnie. Oppa? Jam tangan yang sewaktu itu tolong dipakai ya?dan jangan sampai hilang karena itu adalah pemberian terakhirku untuk oppa. Oppa, kau mungkin bukanlah oppa ku yang asli tetapi seumur hidupku kau adalah keluarga yang paling aku sayangi
oppa? Mungkin kini oppa belum bisa mengerti dengan keadaanku,mungkin oppa tidak dapat bisa melihatku lagi secara langsung dan hanya dapat melihatku melalui fotoku saja. Oppa, maafkan aku karena aku meninggalkanmu terlalu cepat dan aku hanya bisa mengucapkan
Gomawo Oppa
Dongsaeng~mu
Park Yong Ki
“jadi?”tanyaku kepada Taeyon dan Taeyon pun mengangguk
“tidak mungkin, Yong Ki tidak mungkin meninggal!!” ucapku lalu menangis sambil memukuli diriku sendiri. Aku tak percaya bahwa Yong Ki, yeoja yang paling aku sayangi telah meninggalkanku dalam waktu yang singkat.
“waeyo? Kenapa ia bisa..”ucapku sambil menyesali perbuatanku selama ini
Flash back on,
Taeyon’s POV,
Setibanya aku di halaman rumah Yong Ki untuk meminjam sebuah buku pelajaran yang menurutku agak penting karena disitu terdapat hafalan, kulihat keadaan rumah Yong Ki yang sepi. Kuketuk pintu rumah itu hingga beberapa kali dan tak ada jawaban dan kucoba membuka pintu rumah itu dan pintu itu tak terkunci.
Saat kumasuki ruang tamu, kulihat sosok tubuh yang tergeletak dilantai dan darah di hidungnya. Kucoba berpikir positive awalnya, tetapi saat kulihat sosok itu ternyata itu Yong Ki.
“Yong Ki... bangun...”
Segera ku cari pertolongan di daerah sekitar, lalu segera kubawa tubuh sahabatku itu ke rumah sakit terdekat. Dan sesampainya disana, kutanya kepada dokter ketika dokter keluar dari ruangan .
“dok,bagaimana keadaan sahabatku??”
“Yong Ki menderita leukemia stadium akhir dan tak dapat disembuhkan lagi. Hanya menunggu waktu saja. Saya permisi”
Menunggu waktu?? Apakah itu menandakan Yong Ki akan meninggalkanku???
Kucoba memasuki ruangan itu dengan tersenyum, kulihat Yong Ki terbaring lemah di sebuah ranjang bernuansa putih dengan alat alat medis di tubuhnya. Ia tersenyum lemah padaku lalu berkata
“mianheyo..”
Aku tidak dapat menahan rasa sedihku, lalu tangisan pun meledak dan segera ku peluk tubuh Yong Ki yang masih lemah tak berdaya. Aku hanya dapat pasrah kepada Tuhan dan memberikan Yong Ki kepadanya karena ku tahu bahwa manusia tidak dapat menentukan nasib seseorang
“Taeyon, bisakah aku meminta bantuanmu?”ucap Yong Ki dengan nada parau
“ya”
“tolong ambilkan selebar kertas dan sebuah bolpoin” lalu kuambilkan apa yang Yong Ki minta pada saat itu juga lalu ia menulis di kertas itu dan sesudah ia menulis ia melipat kertas itu hingga menjadi 2 bagian. Ia memberikan kertas itu padaku dan ia meminta agar aku memberikan surat itu pada Hong Ki
“jebbal, berikan ini pada Hong Ki oppa...” ucapnya dengan nafas yang mulai tersenggal senggal
“gomawo Taeyon, kau adalah sahabat terbaikku” itulah ungkapan terakhir yang ia katakan dan itulah kata kata terakhir yang terucap dari mulutnya. Ia mengambil nafas dalam dalam dan menghembuskannya untuk yang terakhir kalinya, aku hanya dapat memandang sosok tubuh sahabatku yang sudah tak bernyawa dengan berat hati.

Flash back off
Hong Ki’s P.O.V,
Aku yang telah mendengar kisah pendek tentang detik detik kematian dongsaengku hanya dapat menangis dan menutupi mataku yang mulai memerah. Aku menyesal akan perbuatanku yang telah kulakukan pada Yong Ki
“bisakah kau mengantarku ke pemakaman Yong Ki?” pintaku pada Taeyon
Lalu diantarkannya aku ke sebuah lahan dimana disana banyak tubuh yang terbaring didalam tanah dan sudah tak bernyawa. Dan langkah terakhirku berada di hadapan sebuah bati nisan yang tertuliskan Park Yong Ki, aku berlutut dan menaruh setangkai mawar putih di atas batu nisan tersebut dan aku berkata dalam hati
Mianheyo Yong Ki, kau benar akan semuanya. Aku tahu aku salah dan tak seharusnya aku mengacuhkanmu pada saat itu juga, karena aku pikir Yoona lah yang benar. Mianhe...Mianhe....
Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat menuju sekolah kulihat sebuah bingkai foto yang disitu terdapat aku dan Yong Ki yang sedang berfoto bersama, disitu dapat kulihat senyuman Yong Ki yang mungkin adalah senyuman terakhir yang ia tunjukkan padaku. Dan tak lupa aku memakai jam tangan pemberian Yong Ki sewaktu itu
@12.00 p.m
RING...DING...DONG...
Kudengar sebuah bunyi kecil di sekitarku, apakah itu bel sekolah aku pun tak tahu. Kulihat jam tangan yang melingkar di lengan kiriku dan kuamati lagi bunyi itu
“ Ring Ding Dong.??” Ucapku kaget ketika mengetahui asal bunyi yang kudengar tadi
“ waeyo oppa??” tanya Taeyon yang sedang bersandar di kursi sebelahku
“ kau dengar itu?”
“bunyi tadi?”
“ne, Yong Ki benar dan ia membuktikan bahwa jam kecil ini benar benar berbunyi. Tak akan kulupakan pemberian terakhirmu ini Park Yong Ki dan begitu pula dengan bunyi dari jam ini RING...DING...DONG...

The end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar