Embun pagi membasahi kaca jendela
Membangunkan sesosok gadis yang tengah terbalut selimut
Sinar Matahari pun menusuk kedua bola mata
Membuat nya menggerakan tangan
Menutupi wajah nya yang terpancar
Kaki jenjang itu,
Menuruni ranjang
Dengan terseok-seok
Berjuang pergi ke sekolah
Melewati jembatan yang sudah rapuh,
Membuka sepasang sepatu nya
Melewati sungai yang berwarna coklat kotor
Semua itu ia jalani,
Demi mendapat sebuah pengetahuan
Tidakah kalian sadari?
Begitu sulit nya mereka yang kesusahan
Tak seperti kita yang begitu serba Mudah
Belajarlah berubah,
Dari Mereka
princess become a queen 27
Kamis, 22 November 2012
Rabu, 21 November 2012
My Story
RING...DING...DONG...
RING...DING...DONG...
Suara jam dindingku berdentang
untuk yang kesekian kalinya dan terdengar setiap harinya di gendang telingaku.
RING...DING...DONG...
Selalu kudengar nada itu di alarm
sekolahku yang menunjukan tanda masuk dan keluarnya para murid
RING...DING...DONG...
Suara itu dan lagu itu
dinyanyikan oleh Boyband terkenal di kalangan remaja
RING...DING...DONG...
Tak akan pernah
berhenti suara indah itu dan tak akan pernah musnah dilain hari, dan akan
selalu kuingat bunyi
RING...DING...DONG...
RING...DING...DONG...
Hong
Ki’s POV,
“Hong Ki oppa!!!” teriak seorang yeoja terhadapku, akupun berbalik dan menjawab panggilan dari yeoja itu
“waeyo?”tanyaku
cuek. Yeoja itu hanya berdiri lelah akibat berlari mengejarku, yeoja ini sangat
polos dan ia adalah sahabatku yang amat perhatian kepadaku. Park Yong Ki
“ani,
aku hanya ingin mengembalikan buku yang telah kau pinjamkan. Gomawo oppa?”ia
memberikan bukuku dan segera berbalik badan lalu mengangkatkan kaki
meninggalkanku di tempat itu sendiri.
Entah
kenapa, sejak aku berhubungan, Yong Ki selalu berdiam diri dan ia selalu diam
dihadapanku seolah ia mempunyai masalah besar dalam hidupnya.
Yong
ki’s POV
Aku
berjalan membelakangi sahabatku yang bernama Lee Hong ki, dengan berat hati aku
berjalan dengan perlahan meninggalkan namja yang amat dekat denganku itu. Aku
sedih, dan sakit hatiku ketika melihat Hong Ki oppa sedang berada dengan yeojachingu-nya
yang bisa kubilang tak menyenangkan di mataku dan aku masih berpikir kenapa
sejak Hong Ki memiliki yeojachingu, Hong Ki oppa bersifat lain terhadapku ia
sering memarahiku, mengacuhkanku, dan masih banyak lagi.
Keesokan
harinya kulihat dengan mata telanjangku bahwa Hong Ki oppa sedang berduaan
dengan mesra dengan yeojachingu-nya, aku kali ini benar benar tak kuat rasanya
dan pasti jika aku menghampiri Hong Ki oppa ia pasti mengacuhkanku. Beberapa
menit kemudian, kulihat sang yeojachingu yang menyebalkan itu berpamitan kepada
Hong Ki oppa untuk pergi ke toilet untuk sementara dan akan kembali lagi tetapi
aku penasaran dengan yeoja yang belum kukenali itu yang hendak pergi ke toilet
dengan melewati jalan yang bukanlah jalan pintas, kuikuti dengan perlahan
kulihat ia berhenti di sebuah kelas yang sepi dan masuklah ia kedalam situ
sementara didalam sana kulihat ada seorang namja tak beridentitas untukku
sedang mengelus rambut yeoja mengesalkan itu, menyingkirkan rambut yang
menghalangi wajahnya dan hampir menciumnya. Apakah itu yang namanya kasih
sayang dari seorang kekasih?
Aku
segera berlari menuju tempat dimana Hong Ki oppa sedang menunggu Yoona, disana
kulihat Hong Ki sedang duduk santai sambil menunggu yeojachingu-nya yang hendak
pergi ke toilet.
“Hong Ki
oppa!” panggilku lagi
“waeyo
Yong Ki?”
Akupun
menceritakan apa yang kulihat tadi, tetapi benar apa dugaanku Hong Ki tak mau
mendengar perkataanku dan ia malah mengabaikan perkataanku yang sudah kuulang
hingga 3 kali banyaknya.
“sudah
kubilang! Bahwa ia tak mungkin melakukan itu semua!! Sudah!kau pergi saja
“ucapnya dengan nada kesal dan pergi meninggalkanku yang sudah bertetesan air
mata, rasa sakit dan kesal mulai muncul. Pusing dikepalaku tak tertahankan, aku
hampir terjatuh lemas ke bawah lantai tetapi untung saja aku memegangi dinding
tembok dan itu dapat menahan beban tubuhku agar tidak terjatuh
Aku
hanya dapat menunggu Hong Ki oppa yang melihat kejadian itu secara langsung.
Keesokan
harinya,
Kali ini
Hong Ki oppa benar benar marah padaku, ia menyueki ku dan bahkan tak menyapa
sama sekali kepadaku.
Hong
Ki’s POV,
Tak dapat kubayangkan, Yong Ki
dapat menuduh Yoona tanpa bukti apapun. Kenapa Yong Ki melakukan itu semua?
Bukankah ia adalah sahabatku?
Aku
memutuskan untuk menjauhi Yong Ki agar ia dapat berubah untuk tidak menuduh
orang dengan sembarangan. Tetapi ketika keputusan itu aku ambil, aku malah
berpikir bahwa hal itu sama saja dengan menyakiti hati Yong Ki apalagi ia
adalah dongsaengku sendiri walaupun dia bukan dongsaeng kandungku
@13.00
P.M
Kulihat
Yong Ki berjalan dengan perlahan ke arahku dengan sebuah kotak kecil ditangan
kirinya, dengan keaadaan tertunduk ia berhenti di hadapanku lalu berkata dengan
pelan
“mianheyo
oppa? Aku tahu aku terlalu salah paham”
Aku yang
mendengarnya langsung mengangkat dagu Yong Ki dan menatapnya, aku melihat
matanya yang basah dan mungkin karena menangis
“aku
sudah memaafkanmu Yong Ki” ucapku sambil tersenyum penuh arti baginya, ia
langsung memeluk ku dengan penuh kasih sayang dan akupun balas memeluknya.
“kotak
apa yang sedang kau pegang dari tadi?” tanyaku sambil tersenyum kecil untuk
menanti jawaban darinya, ia kini melepas pelukanku dan memberikan kotak itu
kepadaku
“bukalah”
ucapnya sambil tersenyum kekanak kanakan
Kubuka
kotak itu dengan perlahan, kulihat isi dari kotak kecil itu dan ternyata isinya
adalah sebuah jam tangan dengan warna
kesukaanku. Kuperhatikan dengan detail jam tangan itu, tetapi tidak ada
yang menarik sama sekali lalu kutanya kepada Yong Ki sang pembeli jam tangan
tersebut
“apa
keistimewaan jam ini?”tanyaku sambil mengangkat jam tangan itu tepat di depan
wajahku
“ pada
jam 12 siang dan malam tepatnya, jam itu akan berbunyi dan menyala. Dan jangan
HILANG”
Berbunyi
dan menyala?
Apa maksud nya itu?
Apa maksud nya itu?
“gamsahimnida”
ucapku sambil memasukan jam tangan itu kembali kedalam kotaknya. Iapun hanya
tersenyum manis dan membalikan badan lalu berjalan meninggalkanku di tempat itu
Author’s
P.O.V,
Kini
tiba saatnya untuk para siswa dan siswi untuk menikmati masa liburan mereka,
Hong Ki dan yeojachingu-nya memutuskan untuk pergi berjalan jalan ke luar
negeri saat itu. Yong Ki hanya dapat terdiam pasrah dirumahnya, menunggu saat
itu tiba dan dengan penuh harapan Yong Ki berdoa kepada Tuhan.dan Yong Ki
mengirim pesan kepada Hong Ki.
“hati
hati oppa”
Setibanya
Hong Ki disana, sang yeojachingu meminta Hong Ki untuk mengantarkannya ke
sebuah Villa. Hong Ki masih bingung awalnya karena mengapa ia mengajaknya ke
tempat seperti ini.
Hong Ki
diminta untuk menunggu diluar sementara ia akan masuk sendiri kedalam villa
kecil tersebut. Sudah 20 menit Hong Ki menunggu kehadiran yeojachingu-nya
diluar villa, sementara ia tak kunjung datang kembali untuknya. Hong ki yang
penasaran langsung membuka pintu villa yang tak terkunci itu lalu dilihatnya
sosok yeoja yang tengah berbicara dengan namja lain dan hendak bermesraan
didalam villa itu tanpa sepengetahuan Hong Ki.
Yeojachingu
Hong Ki yang tengah hampir berciuman dengan namja yang berada di hadapannya itu
kaget dengan kehadiran Hong Ki yang mendadak itu, Hong Ki marah dengan kelakuan
yeojachingu~nya itu. Hong Ki menampar pipi yeoja yang baru saja berhubungan
dengannya dan meninggalkannya.
Disisi
lain,
Taeyon,
sahabat Yong Ki menelpon Hong Ki yang tengah berada di perjalanan menuju
bandara untuk pulang kembali ke Seoul.
“yeobseo,
waeyo Taeyon?” ucap Hong Ki diseberang sana
“kau
sedang dimana? Kenapa kau tidak memberitahu kami tentang keadaanmu disana??”
“Taeyon,
tolong bilang pada Yong Ki bahwa ia benar tentang yeojachingu-ku. Gamsahimnida”
ucapnya lalu mengakhiri pembicaraan itu pada detik itu juga
“Yong
Ki?? Kau benar” ucap Taeyon sambil menangis dan bersandar pasrah di tembok
Hong
Ki’s POV,
Aku
sudah tiba dibandara dan lebih tepatnya lagi di bandara yang letaknya di Seoul,
aku sudah sampai. Aku ingin cepat meminta maaf kepada Yong Ki secara langsung,
dan setibanya aku dirumah Yong Ki dibukanya pintu rumah itu oleh Taeyon
“mwo?
Kau sedang apa disini?”tanyaku heran dan bingung, lalu Taeyon memeluk tubuhku
dan menangis sehingga membasahi pakaianku
“waeyo?
Yong Ki ada dimana?”tanyaku masih bingung
“ini”ucap
Taeyon sambil memberikan sebuah amplop yang didalamnya terdapat sebuah surat
pendek yang isinya :
Anyeong oppa?
Bagaimana keadaanmu saat ini? Semoga baik baik saja ya?
oppa? Mian atas kesalahanku selama ini, dan aku sebenarnya ingin bahwa oppa mencari yeoja chingu yang lebih baik lagi dari Yonna~eonnie. Oppa? Jam tangan yang sewaktu itu tolong dipakai ya?dan jangan sampai hilang karena itu adalah pemberian terakhirku untuk oppa. Oppa, kau mungkin bukanlah oppa ku yang asli tetapi seumur hidupku kau adalah keluarga yang paling aku sayangi
oppa? Mungkin kini oppa belum bisa mengerti dengan keadaanku,mungkin oppa tidak dapat bisa melihatku lagi secara langsung dan hanya dapat melihatku melalui fotoku saja. Oppa, maafkan aku karena aku meninggalkanmu terlalu cepat dan aku hanya bisa mengucapkan
Bagaimana keadaanmu saat ini? Semoga baik baik saja ya?
oppa? Mian atas kesalahanku selama ini, dan aku sebenarnya ingin bahwa oppa mencari yeoja chingu yang lebih baik lagi dari Yonna~eonnie. Oppa? Jam tangan yang sewaktu itu tolong dipakai ya?dan jangan sampai hilang karena itu adalah pemberian terakhirku untuk oppa. Oppa, kau mungkin bukanlah oppa ku yang asli tetapi seumur hidupku kau adalah keluarga yang paling aku sayangi
oppa? Mungkin kini oppa belum bisa mengerti dengan keadaanku,mungkin oppa tidak dapat bisa melihatku lagi secara langsung dan hanya dapat melihatku melalui fotoku saja. Oppa, maafkan aku karena aku meninggalkanmu terlalu cepat dan aku hanya bisa mengucapkan
Gomawo Oppa
Dongsaeng~mu
Park Yong Ki
“jadi?”tanyaku
kepada Taeyon dan Taeyon pun mengangguk
“tidak
mungkin, Yong Ki tidak mungkin meninggal!!” ucapku lalu menangis sambil
memukuli diriku sendiri. Aku tak percaya bahwa Yong Ki, yeoja yang paling aku
sayangi telah meninggalkanku dalam waktu yang singkat.
“waeyo?
Kenapa ia bisa..”ucapku sambil menyesali perbuatanku selama ini
Flash
back on,
Taeyon’s
POV,
Setibanya
aku di halaman rumah Yong Ki untuk meminjam sebuah buku pelajaran yang
menurutku agak penting karena disitu terdapat hafalan, kulihat keadaan rumah Yong
Ki yang sepi. Kuketuk pintu rumah itu hingga beberapa kali dan tak ada jawaban
dan kucoba membuka pintu rumah itu dan pintu itu tak terkunci.
Saat
kumasuki ruang tamu, kulihat sosok tubuh yang tergeletak dilantai dan darah di
hidungnya. Kucoba berpikir positive awalnya, tetapi saat kulihat sosok itu
ternyata itu Yong Ki.
“Yong
Ki... bangun...”
Segera
ku cari pertolongan di daerah sekitar, lalu segera kubawa tubuh sahabatku itu
ke rumah sakit terdekat. Dan sesampainya disana, kutanya kepada dokter ketika
dokter keluar dari ruangan .
“dok,bagaimana
keadaan sahabatku??”
“Yong Ki
menderita leukemia stadium akhir dan tak dapat disembuhkan lagi. Hanya menunggu
waktu saja. Saya permisi”
Menunggu waktu?? Apakah itu
menandakan Yong Ki akan meninggalkanku???
Kucoba
memasuki ruangan itu dengan tersenyum, kulihat Yong Ki terbaring lemah di
sebuah ranjang bernuansa putih dengan alat alat medis di tubuhnya. Ia tersenyum
lemah padaku lalu berkata
“mianheyo..”
Aku
tidak dapat menahan rasa sedihku, lalu tangisan pun meledak dan segera ku peluk
tubuh Yong Ki yang masih lemah tak berdaya. Aku hanya dapat pasrah kepada Tuhan
dan memberikan Yong Ki kepadanya karena ku tahu bahwa manusia tidak dapat
menentukan nasib seseorang
“Taeyon,
bisakah aku meminta bantuanmu?”ucap Yong Ki dengan nada parau
“ya”
“tolong
ambilkan selebar kertas dan sebuah bolpoin” lalu kuambilkan apa yang Yong Ki
minta pada saat itu juga lalu ia menulis di kertas itu dan sesudah ia menulis
ia melipat kertas itu hingga menjadi 2 bagian. Ia memberikan kertas itu padaku
dan ia meminta agar aku memberikan surat itu pada Hong Ki
“jebbal,
berikan ini pada Hong Ki oppa...” ucapnya dengan nafas yang mulai tersenggal
senggal
“gomawo
Taeyon, kau adalah sahabat terbaikku” itulah ungkapan terakhir yang ia katakan
dan itulah kata kata terakhir yang terucap dari mulutnya. Ia mengambil nafas
dalam dalam dan menghembuskannya untuk yang terakhir kalinya, aku hanya dapat
memandang sosok tubuh sahabatku yang sudah tak bernyawa dengan berat hati.
Flash
back off
Hong
Ki’s P.O.V,
Aku yang
telah mendengar kisah pendek tentang detik detik kematian dongsaengku hanya
dapat menangis dan menutupi mataku yang mulai memerah. Aku menyesal akan
perbuatanku yang telah kulakukan pada Yong Ki
“bisakah
kau mengantarku ke pemakaman Yong Ki?” pintaku pada Taeyon
Lalu
diantarkannya aku ke sebuah lahan dimana disana banyak tubuh yang terbaring
didalam tanah dan sudah tak bernyawa. Dan langkah terakhirku berada di hadapan
sebuah bati nisan yang tertuliskan Park
Yong Ki, aku berlutut dan menaruh setangkai mawar putih di atas batu nisan
tersebut dan aku berkata dalam hati
Mianheyo Yong Ki, kau benar akan
semuanya. Aku tahu aku salah dan tak seharusnya aku mengacuhkanmu pada saat itu
juga, karena aku pikir Yoona lah yang benar. Mianhe...Mianhe....
Keesokan
harinya ketika aku hendak berangkat menuju sekolah kulihat sebuah bingkai foto
yang disitu terdapat aku dan Yong Ki yang sedang berfoto bersama, disitu dapat
kulihat senyuman Yong Ki yang mungkin adalah senyuman terakhir yang ia
tunjukkan padaku. Dan tak lupa aku memakai jam tangan pemberian Yong Ki sewaktu
itu
@12.00
p.m
RING...DING...DONG...
Kudengar
sebuah bunyi kecil di sekitarku, apakah itu bel sekolah aku pun tak tahu.
Kulihat jam tangan yang melingkar di lengan kiriku dan kuamati lagi bunyi itu
“ Ring
Ding Dong.??” Ucapku kaget ketika mengetahui asal bunyi yang kudengar tadi
“ waeyo
oppa??” tanya Taeyon yang sedang bersandar di kursi sebelahku
“ kau
dengar itu?”
“bunyi
tadi?”
“ne,
Yong Ki benar dan ia membuktikan bahwa jam kecil ini benar benar berbunyi. Tak
akan kulupakan pemberian terakhirmu ini Park Yong Ki dan begitu pula dengan
bunyi dari jam ini RING...DING...DONG... ”
The
end
My Comment
Sahabat
Menurut kita sahabat itu, teman sejati yang
bisa mengerti kita selain pacar.. dikala kita galau gitu sahabat akan hadir
untuk menghibur kita. Ada yang baik, ada yang perhatian, ada yang bisa saling
mengerti. Tetapi di suatu sisi, terkadang sahabat itu bisa menjadi orang yang
paling munafik di mata kita. Seperti di dalam pribahasa sih musuh dalam
selimut,haha ..
Cinta
Menurut kita cinta itu,
bagaikan pelengkap hidup, penyemangat hidup, dan motivasi hidup. Tetapi
terkadang, cinta itu bisa menjadi pengganggu konsentrasi kita dalam pelajaran
baik di luar pelajaran. Cinta hadir karna perkenalan ... bersemi karena
perhatian ... bertahan karna kesetiaan ... dan cinta bisa gugur karena
kebohongan ...
Cewe itu biasanya
menenggelamkan kesedihannya lewat tulisan. Kesedihan itu muncul secara
mendadak, yang membuat cewe itu pun sakit hati. Misalnya, karena PHP, atau pun
cowo nya selingkuh sewaktu si cowo itu sendiri masih menjalani suatu hubungan
dengan cewe lain.
Terkadang cewe sakit
untuk mencintai nya (Cowo). Cinta itu bisa bikin cewe jadi lebay, misalnya
kalau udah kangen terus mengalir tanpa bisa berhenti seperti aliran air
sungai.. tetapi terkadang cewe itu ada yang susah jatuh cinta, entah faktor apa
yang bisa membuat dia seperti itu.. tapi,hidup dia tetap berjalan walau tanpa
cinta (:
Abah
Menurut temanku, abah
adalah sesosok yang paling terpenting selain orang tua yang ia miliki. Selain
pacar, sahabat, ia bisa menjadi orang yang dapat menerima semua curhatan teman
ku itu. Mungkin bagian ini paling ter-aneh untuk dibaca, tetapi dibalik semua
ini ada hikmah nya. Orang yang paling dekat dengannya adaalah ABAH .. disaat ia
galau nama yang paling awal disebutkan oleh nya adalah, abah.. BTW, ada apa
dengan dia ya? :P
Langganan:
Postingan (Atom)